Sejarah Feshion

Sejarah Feshion

TAHUN 1920 (MELINDROSA)


Amerika memainkan peran penting fashion berbusana tahun 1920. Di masa setelah Perang Dunia I, Amerika sebagai salah satu pusat mode dunia memasuki era makmur yang mempengaruhi gaya fashion mereka. Music Jazz dan tarian glamor muncul pada tahun tersebut. Perempuan mendapat suara pada tahun 1920 dan memasuki angkatan kerja dalam jumlah besar. Tahun-tahun 1920an juga ditandai dengan maraknya bisnis ilegal, salah satu cartel yang terkenal di dunia saat itu adalah Al Copone.
Fashion gaya Melindrosa (Flapper) yang berarti New Breed muncul. Style penggunaan make-up yang berlebihan, berdandan glamor, minum alcohol, mengendarai mobil, dan merokok menjadi hal yang mendampingi gaya berbusana glamor seperti ini. Bukan hanya itu, gaya berbusana tahun 1920 juga menunjukkan adanya milenia baru setelah sebelumnya gaya berbusana lebih condong pada  zaman Victoria.


TAHUN 2010 (HIPSTER)


 
Tahun ini muncul budaya pop culture lain, yang disebut Hipster. Budaya ini berasal dari Amerika Serikat dan sedang mewabah ke anak muda seluruh dunia. Sama seperti budaya Sub-Culture sebelumnya, budaya berpakaian Hipsterkebebasan menekankan pada kegiatan self-sustaining, DIY *Do It Yourself*, dan anti konserfatif.
Awal mula budaya Hipster muncul, budaya ini menekankan pada fashion  yang dimiliki oleh para Tunawisma dan orang urban miskin di Amerika Serikat.
 Budaya Hipster menekankan pada kegiatan mereka yang  tidak bisa lepas dari gedget pribadi, smartphone, laptop, dan hardwere personal lain. Hal tersebut dikarenakan pada tahun 2010 awal, produk elektronik semacam smartphone telah masuk ke hampir setiap negara dan dapat dimiliki hampir setiap manusia di bumi.Skinny Jin, Kacama  besar, Rambut tidak terurus rapi, Baju kedodoran, sepatu boot tinggi, Penutup Kepala, Syal, jaket kedodoran, membawa Smartphone atau Laptop Apple, naik  sepeda, pakai tas vintage, dan minum kopi latte di pojokan cafe jadi cirikhas gaya berbusana wajib hipster.

TAHUN 2000 (INDIE)


Mirip pada tahun-tahun sebelumnya, budaya sub-culture juga memainkan peran. Mirip dengan budaya Grunge, Punk, dan Hippie, budaya Indie bertitik-berat pada simbol pertentangan budaya konservatif yang berkembang. Kata indie standout for Independen, atau bisa disebut mandiri. Ini mencerminkan cara fashionista Indie memilih baju yang cenderung mandiri dan tidak terpengaruh dengan model fashion umum.Gaya berbusana Indie terkenal dengan celana jin pensil ketat, perpaduan celana pendek degan sepatu, Kaos berbentuk V-neck,  baju bentuk Bill Cosby, atau swetter kedodoran, perpaduan retro, vintage, modern, sepatu canvas warna dengan tali sepatu colourful adalah beberapa ciri karakter. Gaya berbusana Indie lebih cenderung kepada perpaduan fashion segala jenis baju namun masih terkesan modern.

Komentar